Senin, 02 Mei 2011

KAJIANANALISIS GRAVIMETRI (PENENTUAN AIR KRISTAL BaCl2.XH2O)


A.     Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa.

B.     Landasan Teori
Dalam cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi dua macam: (1) endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan suatu pereaksi; endapan bisanya berupa senyawa, baik kation maupun anion dari analat mungkin diendapkan; bahan pengendapannya mungkn anorganik maupun organic. Cara inilah yang biasanya disebut gravimetri. (2) endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan perkataan lain analat di elektrolisis, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasanya disebut elektrogravimetri. Dengan sendirinya umumnya kation yang dapat diendapkan ( Haryadi, W, 1990 ).
Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian dari kimia analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimetri adalah pengukuran berat, analit secara fisik dipisakan dari semua komponen lainnya maupun dari solvennya. Pengendapan merupakan teknik yang secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan (Uderwood, 1993).
Dalam gravimetri, endapan yang diinginkan adalah endapan hablur kasar, karena endapan seperti ini mudah disaring dan dicuci, selain itu luas permukaan endapan hablur kasar lebih kecil daripada luas permukaan endapan hablur halus, sehingga endapan hablur kasar tersebut, ada suatu ukuranyang sangat penting diperhatikan dalam proses pengendapan yakni kelewatjenuhan nisbi(Rivai, 1995).
Keasaman katalis ditentukan dengan metode gravimetri dengan menghitung daya adsorpsi katalis terhadap basa, dalam penelitian ini basa yang digunakan adalah amonia. Dengan metode ini dapat diukur jumlah gas yang teradsorpsi pada permukaan katalis. Nilai keasaman yang diperoleh dengan cara ini biasanya bukanlah nilai mutlak, karena sifat adsorbsi permukaan padatan katalis terhadap basa gas tersebut sangat tergantung pada kondisi percobaan (Pandiangan, et al., 2008).
Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode yang cepat dalam memonitori fraktuasi kadar air tanah dilapangan menjadi sangat mendesak sebagai jawaban atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh analisis gravimetri (Hermawan, 2005)













C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Oven pemijar
2.      Cawan porselin
3.      Gegep
4.      Eksikator
5.      Neraca analitik

2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah BaCl2.XH2O.











D.     Prosedur Kerja






Cawan kosong = 21,0 gr
 


-    dipanaskan
-    didinginkan
-    ditimbang
 
Cawan porselin
 
























E.     Hasil Pengamatan
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada percobaan kali ini adalah:
1.      Data Pengamatan
-   Berat cawan kosong                                                      = 21,00 g
-   Berat Sampel BaCl2XH2O                                            = 1,50 g
-   Berat Cawan +  Sampel                                                = 22,50 g
-   Berat Cawan + Sampel setelah Pemijaran                    = 22,25 g
-   Berat Sampel setelah pemijaran                                    = 1,25 g
-   BM BaCl2                                                                     =  208g/mol

2.      Perhitungan
Mol BaCl2.XH2O      =
            Mol BaCl2             = 
Berdasarkan persamaan reaksi diketahui bahwa
            Mol BaCl2.XH2O        Mol BaCl2
            =  
                         = 
            =     
            (208+18x)     =
            (208+18x)     =  249,6
            18x                =  249,6 - 208
            18x                = 41,6
            x                                  =
            x                                  = 2,31  2

3.      Reaksi











F.      Pembahasan
Analisis gravimetri adalah salah satu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan berat zat setelah diperlukan sedemikian rupa sehingga zat tersebut diketahui rumus molekul dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil. Dengan kata lain, analisis gravimetri adalah penimbangan hasil reaksi pengendapan. 
Dalam penentuan secara gravimetri, ada beberapa persyaratan yang terlebih dahulu harus dipenuhi, yaitu : zat yang akan ditentukan harus dapat diendapakan secara terhitung. (sekurang-kurangnya 99,9% kesempurnaan dari pengendapannya). Hal ini berarti bahwa endapan yang terbentuk harus cukup sukar untuk larut. Sampel yang umumnya digunakan dalam analisis gravimetric adalah sampel yang memiliki kelarutan yang sangat rendah, sehingga kehilangan bobot massa yang disebabkan oleh kelarutannya dapat diabaikan. Persyaratan lainnya adalah endapan yang terbentuk harus cukup murni dan dapat diperoleh dalam bentuk yang cocok untuk pengolahan selanjutnya. Endapan yang dimaksud pada persyaratan ini adalah endapan yang berbentuk habluran kasar, sebab endapan yang berbentuk habluran kasar lebih mempunyai susunan stoikiometri yang pasti daripada endapan hablur halus, sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan pada hasil penentuan zat.
Dalam suatu senyawa yang digunakan mengandung air dimana air tersebut terikat dalam senyawa. Air dapat terikat oleh adanya senyawa dari lingkungannya (udara) atau terkandung dalam kristal unsur penyusunan senyawa. Dalam gravimetri salah satu prinsip  yang digunakan adalah pemijaran untuk mendispersikan kandungan air dalam suatu senyawa dan akhirnya berat senyawa akan berkurang.
Pada hasil pengamatan dapat dilihat bahwa bwrat sampel berkurang setelah pemijaran yaitu dari 1,50 gram menjadi 1,25 gram. Berkurangnya massa sampel ini dikarenakan pada saat pemijaran berlangsung molekul XH2O yang terikat akan terurai dan menguap karena adanya energi panas. Penguraian reaksi ini dapat dituliskan :
dimana dalam hasil reaksi di atas, BaCl2 adalah bentuk endapan dan molekul XH2O dalam bentuk gas (uap).
            Setelah dilakukan pemijaran, maka sampel didinginkan dalam eksikator dimana eksikator ini sangat berperan penting dalam menjaga massa murni sampel hasil pemijaran dari gangguan udara luar, dan didalam eksikator juga terdapat silika yang berfungsi untuk mengikat uap H2O yang mungkin masih ada dalam sampel sehingga berat sampel ini benar-benar murni. Setelah sampel mendingin barulah dilakukan penimbangan kembali dan dilakukanlah perhitungan untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terkandung dalam senyawa BaCl2.XH2O, dengan menggunakan rumus perbandingan mol maka berat molekul H­2O yang diperoleh sebesar 2,31 atau lebih sedikit  dari berat molekul secara teori yaitu 2.


G.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh jumlah mol air kristal yang terikat dalam senyawa BaCl2.XH2O sebesar 2. Sehingga humus molekul senyawa ini adalah BaCl2.2H2O.
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi, W. 1990.” Dasar-dasar kimia analitik. Erlangga”, Jakarta
Hermawan, Bandi. 2005. Monitoring Kadar Air Tanah Melalui Pengukuran Sifat Dielektrik pada Lahan Jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol.7. No.1.

Pandiangan, D.K., Irwan, G.D., Mita, R., Sony, W., Dian, A., Syukri, A., dan Novesar, J., 2008.  Karakteristik Keasaman Katalis Berbasis Silika Sekam Padi Yang Diperoleh Dengan Teknik Sol-Gel. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Niversitas Indonesia Press. Jakarta.
Underwood, A.L, Day, R.A. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar